Tuesday, 27 November 2012

Sejarah & Perkembangan Gerakan Pramuka Indonesia

Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia.

Sejarah Singkat Gerakan Pramuka

 
Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).


Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).

Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan.

Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.

Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.

Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan.

Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)

Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).

Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.

Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya.

Perkembangan Gerakan Pramuka

Friday, 23 November 2012

Pembelajaran Kontekstual


MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.



LANDASAN FILOSOFIS MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL:
  1. CTL mencerminkan konsep saling bergantungan.
  2. CTL mencerminkan prinsip deferensiasi
  3. CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri
Landasan filosofi CTL adalah :
a)      konstruktivisme artinya filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri. Pengetahuan tidak bisa dipisah-pisahkan harus utuh.
b)      Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh John Dewey pada awal abad ke 20 yaitu filosofi belajar yang menekankan kepada pengembangan minat dan pengalaman siswa

KOMPONEN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL:
  1. Konstruktivisme
  2. Inkuiri
  3. Bertanya
  4. Masyarakat belajar
  5. Pemodelan
  6. Refleksi
  7. Penilaian
POLA /SKENARIO PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL:
         Pembelajaran kontekstual dapat dilaksanakan dari TK ¾ SD ¾ SMTP ¾ SMTA dan PT.
Contoh-contoh pengkaitan dalam CTL di kelas :
a. Di kelas yang sudah tinggi para guru mendorong siswa untuk membaca, menulis dan berpikir dengan cara kritis dengan meminta mereka untuk fokus pada persoalan-persoalan kontroversial di lingkungan atau masyarakat (misalnya melakukan penelitian di perpustakaan, melakukan survey lapangan dan mewawancarai pejabat).
b. Seorang guru IPS, meminta kelompok untuk menentukan pembicaraan tamu/narasumber untuk menjelaskan hal yang sedang diteliti ¾ tentang …….
c. Di suatu kelas yang membahas tentang pariwisata siswa diminta untuk membahas potensi   pariwisata di wilayahnya dari berbagai sudut pandang dan ide-idenya.
d. Menyuruh anak mengadakan simulasi mengenai kejadian-kejadian yang memicu perang dunia II, pecahnya G 30 S PKI, dll.
e. Seorang guru matematika memberi tugas pada siswa tentang kegiatan di masa datang cara menabung untuk masa pensiun.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL:
1.      Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2 .   Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3.    Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4.    Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)
5.    Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6.    Lakukan refleksi di akhir penemuan.
7.    Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

CIRI KELAS YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL:
  1. Pengalaman nyata
  2. Kerjasama saling menunjang
  3. Gembira belajar dengan bergairah
  4. Pembelajaran terintegrasi
  5. Menggunakan berbagai sumber
  6. Siswa aktif dan kritis
  7. Menyenangkan tidak membosankan
  8. Sharing dengan teman
  9. Guru kreatif
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL:
  1. Memilih tema
  2. Menentukan konsep-konsep yang dipelajari
  3. Menentukan kegiatan –kegiatan untuk investigasi konsep-konsep terdaftar
  4. Menentukan mata pelajaran terkait(dalam bentuk diagram)
  5. Mereviu kegiatan-kegiatan & mata pelajaran yang terkait
  6. Menentukan urutan kegiatan
Menyiapkan tindak lanjut

Wednesday, 21 November 2012

Sejarah Kepramukaan, Riwayat Hidup Baden Powell


Sejarah Kepramukaan

Pendahuluan

Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell.
Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.



Riwayat hidup Baden Powell
Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.
Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya :

  1. Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.
  2. Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya.
  3. Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.
  4. Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih panca indera kepada Kimball O’Hara.
  5. Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan.
  6. Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.
Pengalaman ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang merupakan petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik.
William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.
Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari.
Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.

Tuesday, 13 November 2012

Pengertian Membaca dan Membaca Cepat


MEMBACA CEPAT

Pengertian Membaca
Membaca ialah kegiatan menyerap informasi yang diperoleh dari bahan visual atau tertulis. Aktivitas ini melibatkan informasi visual (mata, tulisan, cahaya) dan informasi nonvisual (pengetahuan tentang bahasa, pengalaman membaca, dan wawasan tentang materi bacaan)

Pengertian Membaca Cepat
Membaca cepat merupakan kegiatan untuk menyerap informasi secara cepat dari bahasa tulis. Ukuran kecepatan membaca siswa SD atau SMP adalah 200 kpm, siswa SMA adalah 250 kpm, mahasiswa sarjana adalah 325 kpm, dan mahasiswa pascasarjana adalah 400 kpm

Tujuan Membaca Cepat
     Mencari topik-topik bacaan, misalnya ketika akan membuat kliping, membeli buku, majalah, atau koran.
       Mencari bagian penting yang kita perlukan, misalnya ketika mencari fakta, konsep, atau teori untuk menulis karya tulis.
           Melakukan penyegaran terhadap hal-hal yang pernah kita baca.

Teknik Pindai (scanning)
Membaca cepat untuk menemukan/ memperoleh suatu informasi tanpa membaca secara lengkap bagian-bagian yang tidak perlu. Misalnya kalau kita mencari nomor telepon di buku telepon, mencari arti kata/istilah dalam kamus, mencari jadwal acara televisi di surat kabar dan sebagainya.

Teknik Layap
Teknik layap (scimming) yaitu membaca cepat untuk mengambil intisari dari suatu bacaan, berupa ide-ide pokok atau detail penting. Dalam hal ini kita harus sudah menetapkan apa yang akan kita cari, lalu kita telusuri dengan cepat. Begitu kita temukan baru kita baca dengan seksama untuk kita dalami

Tips dalam membaca cepat
1.        Tidak melakukan vokalisasi atau membaca dengan bersuara atau mungkin bergumam
2.        Tidak menggerakan bibir.
3.        Tidak menoleh ke kanan-kiri mengikuti fokus bacaan.
4.        Tidak menunjuk bagian yang dibaca
5.        Tidak melakukan subvokalisasi atau melafalkan dalam hati/pikiran kata-kata yang dibaca akan lebih memperhatikan bagaimana melafalkan secara benar daripada memahami ide yang terkandung
6.        Tidak melakukan regresi
7.        Carilah kata kunci
8.        Abaikan kata tugas yang sifatnya berulang-ulang
9.        Tidak selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat.
10.    Biasakan untuk membaca kelompok kata atau frase.
11.    Jika dalam penulisan bacaan itu dalam bentuk kolom-kolom kecil (seperti surat kabar) arah gerak mata tidak ke samping secara horizontal, tetapi ke bawah atau melingkar-lingkar