PENDIDIKAN PANCASILA
Setiap
bidang kegiatan yang dikejar oleh manusia untuk maju, pada umumnya dikaitkan
juga dengan bagaimana keadaan bidang itu pada masa yang lampau. Demikian juga
dalam bidang pendidikan, para ahli pendidikan sebelum menangani bidang itu,
terlebih dahulu mereka memeriksa sejarah tentang pendidikan baik yang bersifat
nasional maupun yang internasional.
Dengan
cara ini mereka tahu apa yang sudah dikerjakan oleh bangsanya dan hasil yang
diperoleh, mereka juga memeriksa apakah sudah cocok dengan keadaan atau tujuan
pendidikan sekarang. Sebagai bahan tambahan, mereka juga mencari informasi pada
sejarah pendidikan dunia.
a.
Sejarah
Pendidikan Dunia
Umur
sejarah pendidikan dunia sudah panjang sekali. Mulai dari zaman Hellenisme
tahun 150SM–500, ke zaman pertengahan tahun 500–1500, zaman humanisme atau
Renaissance serta zaman Reformasi dan Kontra Reformasi pada tahun 1600an.
Pendidikan pada zaman ini belum banyak memberikan kontribusinya pada pendidikan
zaman sekarang.
Pendidikan
yang mulai menunjukkan perbedaan eksistensinya dengan pendidikan pendidikan
sebelumnya adalah sejak zaman Realisme. Pada zaman Realisme pendidikan
diarahkan pada kehidupan dunia, dan bersumber dari keadaan dunia pula. Gerakan
ini didorong oleh berkembangnya ilmu-ilmu pengetahuan alam, seperti
penemuan-penemuan baru dalam ilmu falak tentang planet-planet dan bumi
mengitari matahari serta penemuan-penemuan daerah baru dalam mengelilingi
dunia.
Tokoh
– tokoh pendidikan zaman Realisme adalah francis Bacon yang mengembangkan
metode induktif, Johan Amos Comenius yang terkenal dengan bukunya ”Pintu
terbuka bagi Bahasa”, ”Buku Didaktik yang Besar” dan “Gambar Dunia”. Sesudah
zaman realisme berkembanglah paham Rasionalisme dengan tokohnya John Locke pada
abad ke-18. Aliran ini bertujuan memberikan kekuasaan bagi manusia untuk
berpikir sendiri dan bertindak untuk dirinya. Teori yang terkenal adalah leon
Tabularasa atau sheet of paper.
Masih
pada abad ke -18 muncul pula aliran baru yaitu Naturalis sebagai reaksi
terhadap aliran Rasionalis. Tokohnya adalah JJ. Rosseau. Naturalisme menentang
kehidupan yang tidak wajar sebagi akibat dari Rasionalisme, seperti gaya hidup
yang diperhalus, cara hidup yang dibuat-buat, sampai dengan korupsi.
Zaman
Developmentalisme berkembang pada abad ke-19 yang memandang proses pendidikan
sebagai proses perkembangan jiwa sehingga aliran ini disebut juga sebagai
aliran psikologis dalam pendidikan. Toko-tokoh aliran ini adalah Pestalozzi,
Johann Frederich Herbart, Friedrich Wilhelm Frobel di Jerman, dan Stanley Hall
di Amerika Serikat.
Zaman
Developmentalisme diikuti oleh zaman nasionalisme pada abad ke – 19. Paham ini
muncul sebagai upaya membentuk patriot-patriot bangsa, mempertahankan bangsa
dari imperialis. Tokoh-tokohnya antara lain La Chalotais di Prancis, Fichte di
Jerman dan Jefferson di Amerika Serikat.
Abad
ke – 19 ditandai oleh liberalisme dan positivisme. Di zaman ini sekolah-sekolah
dipakai sebagai alat memperkuat kedudukan penguasa. Siapa yang banyak
pengetahuan, dialah yang berkuasa.
Sebagai
reaksi terhadap dampak liberalisme, positivisme, dan individualisme muncullah
aliran sosial dalam pendidikan pada abad ke-20. Tokoh-tokohnya ialah Paul
Natorp dan George Kerschensteiner di Jerman serta John Dewey di Amerika
Serikat. Tokoh-tokoh pada aliran ini berpendapat bahwa masyarakat mempunyai
arti yang lebih essensial daripada individu, karena itu sekolah-sekolah harus
diabdikan kepada tujuan-tujuan sosial.
Selain
nama-nama di atas tokoh pendidik yang juga terkenal pada abad ke-20 adalah
Maria Montessori dikenal dengan pendidikan bebas, Ovide Decroly dikenal dengan
sistem globalisasi dan pusat-pusat minatnya, dan Hellen Parkhurst yang dikenal
dengan sekolah dengan nama sistem Dalton dimana pendidikan bersifat individual,
boleh memlih sendiri pelajaran-pelajaran yang disenangi untuk didahulukan,
berinisiatif sendiri dan bekerja mengikuti kecepatan sendiri.
b.
Sejarah
Pendidikan Indonesia
Sejarah
pendidikan di Indonesia sudah cukup panjang. Pendidikan itu telah ada sejak
zaman kuno kemudian diteruskan dengan pengaruh agama Hindu dan Budha, sampai
pengaruh agama Islam, pendidikan zaman penjajahan, sampai dengan pendidikan
zaman kemerdekaan.
Tokoh-tokoh
pendidik pada zaman kemerdekaan adalah Mohamad Syafei yang mendirikan sekolah
INS(Indonesisch Nederlanse School), Ki hajar Dewantara yang mendirikan Taman
Siswa di Yogyakarta, dan KH. Ahmad Dahlan yang mendirikan organisasi agama
Islam pada tahun 1912 di Yogyakarta yang kemudian berkembang menjadi perguruan
Muhammadiyah.
c.
Masa
Perjuangan Bangsa
Perjuangan
bangsa Indonesia untuk mewujudkan suatu bangsa yang merdeka dan mengisinya agar
menjadi jaya adalah panjang sekali. Perjuangan bangsa yang tidak bersifat
kedaerahan dimulai dengan berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908 dirintis oleh
Wahidin. Salah satu usaha organisasi ini adalah untuk mendidirkan
sekolah-sekolah swasta, untuk menghidupkan dan menggalang rasa kebangsaan,
cinta kebudayaan sendiri, melestarikan dan mengembangkannya.
Perjuangan
dilanjutkan dengan dilakukannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Dari isi sumpah
ini terlihat bahwa persatuan bangsa Indonesia semakin kuat. Ketika perjuangan
fisik berakhir, maka wujud nilai – nilai 45 sudah mengkristal dan menjadi lebih
jelas. Inilah salah satu buah yang sangat penting dari sejarah perjuangan bangsa
Indonesia. Pada masa penjajahan Jepang perjuangan bangsa Indonesia masih
berlanjut. Namun ada sisi positif dari zaman penjajahan Jepang diantaranya:
memberikan pendidikan militer, menghapus dualisme penjajahan Belanda, pemakaian
bahasa Indonesia secara luas. Ketiga hal ini memberi kemudahan kepada bangsa
kita, khususnya para pejuang, untuk merealisasi Indonesia merdeka yang akhirnya
menjadi kenyataan pada tanggal 17 Agustus 1945.
d.
Masa
Pembangunan
Pada
masa ini pembangunan dilaksanakan serentak di berbagai bidang, baik spiritual
maupun material. Di bidang pendidikan dikembangkan link and match yaitu konsep
keterkaitan dan kepadanan yang dijadikan strategi operasioanl dalam
meningkatkan relevansi pendidikan. Link berarti pendidikan memiliki kaitan fungsional
dengan kebutuhan pasar, sedangkan match berarti lulusan yang mampu memenuhi
tuntutan para pemakai.
Di
samping kebijakan di atas beberapa inovasi pendidikan juga sudah dilakukan
diantaranya PPSP yaitu mencobakan belajar dengan modul, SD pamong , SD Inpres,
dll. Pembangunan di bidang pendidikan masih banyak menghadapi hambatan karena
dinilai baru berhasil secara kuantitatif tetapi tidak dari segi kualitatif.
Bisa dilihat dari munculnya kenakalan remaja, maraknya kolusi di berbagai
kalangan, dan tingginya tingkat korupsi. Keberhasilan di bidang pendidikan yang
terlihat menonjol yaitu: tingginya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan
ajaran agama, persatuan dan kesatuan bangsa tetap terkendali dan pertumbuhan
ekonomi yang meningkat.
e.
Masa
Reformasi
Begitu
orde baru jatuh pada tahun 1998 masyarakat merasa lebih bebas berekspresi
menyerukan reformasi untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Akan tetapi
terkesan lebih banyak mengejar kebebasan ketimbang memperjuangkan program
reformasi itu sendiri. Sementara itu kondisi ekonomi semakin terpuruk,
pengangguran meningkat dan angka kemiskinan meroket tajam yang kesemuanya
membuka peluang untuk berbuat kejahatan.
Walaupun
diawali dengan gambaran yang serba negatif namun lambat laun keadaan bisa
berubah secara perlan-lahan. Didahului oleh Perubahan Undang Undang pendidikan
, dan dibentuknya kelompok-kelompok masyarakat yang independen untuk membantu
pendidikan agar mampu mandiri yang dinamakan Dewan Pendidikan di tingkat kota
atau kabupaten dan Komite Sekolah di tingkat sekolah.
Instrumen-instrumen
untuk mewujudkan desentralisasi pendidikan juga diusahakan seperti
MBS(manajemen berbasis sekolah), Life Skills dan TQM (total quality manajemen),
walaupun pada pelaksanaannya masih terhambat pada masalah sumber daya manusia
dan kekurangan dana.
Yang
sangat menonjol di zaman demokrasi adalah pendidikan berdemokrasi rakyat
Indonesia sudah banyak mengalami kemajuan dengan diselenggarakannya Pilpres
secara langsung pada tahun2004, Proses yang berlangsung aman, lancar dan sukses
menjadi kebanggaan tersendiri bagi pembelajaran politik bangsa.