Tuesday 14 May 2013

Pengembangan Kreativitas Menurut Tipologi Berpikir



A. Kreativitas
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996), kreativitas bermakna kemampuan untuk mencipta; daya cipta; perihal berkreasi. Pada definisi yang searah, kreativitas yang berasal dari kata kreasi berarti hasil daya cipta; hasil daya khayal; hasil ciptaan buah pikiran atau kecerdasan akal manusia. Definisi tersebut merupakan landasan pemaknaan istilah kreativitas yang bertolak dari potensi kecerdasan yang ada dalam diri manusia. Menurut Chaplin (1999) kreativitas bermakna kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni atau dalam permesinan, atau dalam memecahkan masalah-masalah dengan metode-metode baru. Menurut Wikipedia, kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculangagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Dari sudut pandangkeilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Definisi-definisi tersebut cenderung memberi makna kreativtias yang mengarah kepada dimensi psikologis manusia secara umum.

Secara khusus, Roger B. Yepsen Jr. (dalam Djunaedi, 2005) mengatakan bahwa kreativitas merupakan kapasitas untuk membuat hal yang baru (creativity is the capacity for making something new). Menurut Mihaly Csikszentmihalyi (dalam Djunaedi, 2005) orang yang kreatif adalah orang yang berpikir atau bertindak mengubah suatu ranah atau menetapkan suatu ranah baru (a create person is someone whose thoughts or actions change a domain, or establish a new domain). Berdasarkan pendapat itu dapat disimpulkan bahwa individu yang kreatif adalah individu yang memiliki kemampuan untuk memunculkan dan mengembangkan gagasan, ide-ide baru sebagai pengembangan dari ide-ide yang telah lahir sebelumnya, memecahkan masalah secara divergen (dari berbagai sudut pandang) berdasarkan pengetahuan-pengetahuan yang dikuasai.

Bertolak dari definisi tersebut, penulis melihat adanya relevansi yang signifikan antara kreativitas dan potensi kecerdasan, dalam hal ini pada aspek berpikir manusia.Pengolahan dan hasil daya cipta yang berkualitas berasal dari pengasahan potensi kecerdasan secara kontinu dan intensif. Proses mengasah kecerdasan itulah yang melibatkan proses berpikir manusia untuk akhirnya menciptakan hal-hal; gagasan-gagasan baru yang otentik.

Prijosaksono dan Sembel (2002) berpendapat bahwa ada baiknya kita mengetahui bagaimana proses atau cara berpikir kita secara individual sehingga kita bisa mengoptimalkan cara otak memproses informasi. Hal itu berimplikasi untuk menemukan jalan dan memecahkan masalah maupun memunculkan gagasan-gagasan tertentu. Mereka berpandangan keterkaitan antara potensi berpikir, otak, dan kecerdasan menjadi faktor determinan untuk menstimulasi pengembangan kreativitas. Berikut ini adalah klasifikasi Prijosaksono dan Sembel (2002) untuk mengetahui proses atau cara berpikir manusia berdasarkan tipologi berpikir yang berkaitan dengan proses kreativitas.

B. Tipologi Berpikir Manusia

Untuk menentukan dominasi otak dan bagaimana kita memproses informasi, kita dapat menggunakan model yang dikembangkan oleh Anthony Gregorc, seorang pakar bidang pendidikan dan pengajaran di Universitas Connecticut. Menurutnya ada dua kemungkinan dominasi otak, yaitu: persepsi konkret dan abstrak, dan kemampuan pengaturan secara sekuensial (linear) dan acak (nonlinear).

Kedua kemungkinan dominasi otak ini dapat dipadukan menjadi empat kombinasi kelompok yang disebut dengan cara berpikir kita. Gregorc (dalam Prijosaksono dan Sembel, 2002) menyebut model cara berpikir ini: sekuensial konkret, sekuensial abstrak, acak konkret, acak abstrak. Orang yang termasuk dua kategori ”sekuensial” cenderung memiliki dominasi otak kiri (logis, analitis, sekuensial, linear dan rasional), sedang orang-orang yang berpikir secara ”acak (random) biasanya termasuk dalam dominasi otak kanan (acak, tidak teratur, intuitif dan holistik).
Teori tersebut relevan dengan pembagian fungsi dan kerja otak kiri dan kanan secara umum. Berikut ini adalah ilustrasi tipologi kerja otak berdasarkan aktivitas kerja individu yang berkaitan dengan aspek-aspek kognitif, afektif, dan motorik.




Fungsi Otak Kiri dan Kanan
Sumber: library.thinkquest.org





Berdasarkan teori tersebut tampak bahwa belahan otak manusia mempengaruhi proses kerja berpikir. Setiap individu cenderung untuk beraktivitas sesuai dengan dominasi belahan otak yang ia gunakan untuk berpikir. Berikut adalah penjelasan dominasi kerja otak manusia berdasarkan teori Gregorc (dalam Prijosaksono dan Sembel, 2002), yaitu tipePemikir Sekuensial Konkret, Pemikir Sekuensial Abstrak,Pemikir Acak Konkret, dan Pemikir Acak Abstrak.
1. Pemikir Sekuensial Konkret

Pemikir sekuensial konkret memperhatikan dan mengingat detail dengan lebih mudah, mengatur tugas dalam proses tahap demi tahap, dan berusaha mencapai kesempurnaan. Mereka selalu memecahkan masalah, dan mengambil keputusan berdasarkan fakta atau kenyataan dan mengolah informasi dengan cara yang teratur, linear, dan sekuensial. Bagi para sekuensial konkret, realitas terdiri dari apa yang mereka ketahui melalui indra fisik mereka, yaitu: indra penglihatan, peraba, pendengaran, perasa dan penciuman. Mereka memperhatikan dan mengingat realitas dengan mudah, dan mengingat fakta-fakta, informasi, rumus-rumus, dan aturan-aturan dengan mudah. Orang sekuensial konkret selalu mengatur tugas-tugas menjadi proses tahap demi tahap dan berusaha keras untuk mendapatkan kesempurnaan pada setiap tahap. Mereka menyukai prosedur baku dan pengarahan. Karena kebanyakan dunia bisnis diatur dengan cara ini, mereka menjadi profesional bisnis yang sangat baik.
2. Pemikir Sekuensial Abstrak

Realitas bagi pemikir sekuensial abstrak adalah dunia teori metafisis dan pemikiran abstrak. Mereka suka berpikir dalam konsep dan menganalisis informasi. Proses berpikir mereka logis, rasional dan intelektual. Aktivitas favorit pemikir sekuensial abstrak adalah membaca, dan jika suatu proyek perlu diteliti, mereka akan melakukannya dengan mendalam. Mereka ingin mengetahui sebab-sebab di balik akibat dan memahami teori serta konsep. Para pemikir sekuensial abstrak biasanya adalah filsuf-filsuf besar dan ilmuwan.
3. Pemikir Acak Konkret
Pemikir acak konkret mempunyai sikap eksperimental yang diiringi dengan perilaku yang kurang terstruktur. Seperti pemikir sekuensial konkret, mereka berdasarkan pada fakta dan kenyataan, tetapi ingin melakukan pendekatan coba-coba (trial and error). Karenanya, mereka sering melakukan lompatan intuitif yang diperlukan untuk pemikiran kreatif yang sebenarnya. Mereka mempunyai dorogan kuat untuk menemukan alternatif dan mengerjakan segala sesuatu dengan cara mereka sendiri. Mereka lebih berorientasi pada proses daripada hasil; akibatnya, proyek-proyek sering tidak berjalan sesuai dengan yang mereka rencanakan karena eksplorasi dan kemungkinan-kemungkinan yang muncul selama proses.
4. Pemikir Acak Abstrak

Bagi para pemikir acak abstrak, realitas adalah dunia perasaan dan emosi. Mereka tertarik pada nuansa bahkan sebagian cenderung pada mistisisme. Pemikir acak abstrak menyerap ide-ide, informasi, dan kesan, kemudian mengaturnya dengan refleksi. Umumnya sastrawan merupakan tipe pemikir acak abstrak. Mereka mengingat dengan sangat baik jika informasi dipersonifikasikan. Mereka merasa dibatasi ketika berada di lingkungan yang sangat teratur sehingga biasanya tidak betah bekerja di bank atau sejenisnya.

C. Tahap-Tahap Kreativitas

Setelah mengetahui tipologi berpikir manusia di atas, proses kreatvitas juga memiliki tahapan. Tahapan proses berpikir kreatif merupakan suatu sistematika berperilaku yang inovatif dalam menghasilkan solusi dari sebuah masalah. 
Berkaitan dengan hal itu, Papu (2001), secara umum tahapan kreativitas dapat dibagi dalam 4 tahap: Exploring, Inventing, Choosingdan Implementing.

1. Exploring.
 Pada tahap ini individu mengidentifikasi hal-hal apa saja yang ingin dilakukan dalam kondisi yang ada saat ini. Sekali mereka mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut maka proses kreativitas sudah dimulai. Hal penting yang harus diperhatikan pada saat ini adalah menciptakan iklim yang menunjang proses berpikir kreatif.

2. Inventing
. Pada tahap ini, sangat penting bagi individu untuk melihat atau mereview berbagai alat, teknik dan metode yang telah dimiliki yang mungkin dapat membantu dalam menghilangkan cara berpikir yang tradisional.

3. Choosing
. Pada tahap ini individu mengidentifikasi dan memilih ide-ide yang paling mungkin untuk dilaksanakan.

4. Implementing.
 Tahap akhir untuk dapat disebut kreatif adalah bagaimana membuat suatu ide dapat diimplementasikan. Seseorang bisa saja memiliki ide cemerlang, tetapi jika ide tersebut tidak dapat diimplementasikan, maka hal itu menjadi sia-sia saja.

D. Aktualisasi Tipe Berpikir pada Tahapan Aktivitas Kreatif
Berdasarkan landasan teori di atas, penulis mencoba memaparkan sintesis teoritik tentang pengembangan kreativitas individu. Sintesis tersebut mengacu kepada tipologi berpikir manusia yang diterapkan ke dalam tahapan bekerja kreatif. Tujuan sintesis ini adalah mencoba memberikan langkah-langkah praktis kepada publik untuk mengenali tipologi berpikirnya dan diaktualisasikan ke dalam aktivitasnya sehari-hari. Berikut ini adalah saran-saran yang praktis pada masing-masing tipologi berpikir individu untuk mengembangkan proses bekerja yang kreatif.
  1. Pemikir Sekuensial Konkret
Kepada individu tipe pemikir sekuensial konkret dibutuhkan langkah-langkah bekerja yang penuh perencanaan, memperhatikan detil peralatan dan perlengkapan dalam bekerja dan beraktivitas. Untuk tipe ini, perlu dilakukan latihan penginderaan secara intens terhadap berbagai stimulus. Setelah itu, individu dengan tipe ini sebaiknya membuat deadline kerja secara disiplin. Faktor lain yang cukup penting adalah mengklasifisikan tugas menjadi tahap-tahap yang sistematis dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman. Jika individu dengan tipe ini memperhatikan aspek-aspek tersebut maka lebih mudah untuk menciptakan ide-ide atau gagasan kreatif dalam aktivitasnya.
  1. Pemikir Sekuensial Abstrak
Individu dengan kecenderungan tipe pemikir sekuensial abstrak disarankan agar melatih diri untuk berpikir secara teoritik dan menemukan bahan dan rujukan yang berkaitan dengan situasi yang sedang dihadapi. Di sisi lain penting untuk merumuskan keteraturan bekerja, merumuskan ide dengan tabulasi dan grafik. Untuk individu dengan tipe berpikir ini, masalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas itu bisa diatur lebih fleksibel dibanding tipe pemikir sekuensial konkret.
  1. Pemikir Acak Konkret
Individu dengan tipe ini disarankan untuk merumuskan berbagai pertanyaan tentang sesuatu yang dipelajarinya dengan melihat dari berbagai sudur pandang. Setelah pertanyaan disusun temukan jawaban sementara dari pertanyaan tersebut dalam proses yang berkesinambungan. Jika mencapai kondisi jenuh, lakukan kegiatan-kegiatan lain yang rileks. Terakhir, temukan teman-teman diskusi yang menghargai pemikiran divergen sebagai dukungan atau motivasi.
  1. Pemikir Acak Abstrak
Individu dengan tipe ini disarankan untuk memvisualisasikan idenya dalam bentuk metafora, cerita lucu, dan ungkapan-ungkapan kreatif dalam beraktivitas. Selain itu, disarankan untuk bekerja dengan konsep-konsep umum dan beralih kepada detil-detil yang ada. Gunakan juga isyarat-isyarat visual yang bisa ditempel di tempat-tempat yang mudah dilihat. Individu tipe ini disarankan agar beraktivitas dengan deadline yang sangat fleksibel; tidak kaku.
Di sisi lain, individu pada setiap tipologi berpikir membutuhkan tahap refreshing dalam berpikir dan beraktivitas yang bertujuan menghasilkan ide-ide baru. Menurut Nashori (2007) diceritakan oleh ahli psikologi, salah satunya adalah Utami Munandar, bahwa saat manusia berpikir dan merasa mentok, maka sebaiknya ia berhenti berpikir. Saat berhenti berpikir, seseorang biasanya mencari aktivitasrefreshing yang mudah, ringan (seperti merokok, berkebun, mencuci baju, bermain game di komputer, dan sebagainya). Saat otak beristirahat berpikir, ada kesempatan bagi otak untuk mengorganisasikan informasi yang tadinya ruwet bak benang kusut. Situasi ini disebut fase inkubasi/istirahat. Bila istirahat cukup—dan apalagi kalau seseorang banyak beribadah kepada Allah sebagaimana diterangkan ahli-ahli psikologi Islami, maka seseorang akan mudah memperolehenlightmnet atau pencerahan.
Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila individu yang sering me-refresh otaknya lebih mudah menghasilkan ide-ide kreatif. Tentu saja, individu-individu yang menjaga kontinuitas ibadah dan ketenangan aspek psikologisnya melalui teknik-teknik rileksasi sederhana adalah mereka yang sangat potensial menghasilkan ide-ide baru dalam berbagai dimensi kehidupan, baik dalam kehidupan akademik, politik, maupun organisasi.

E. Kesimpulan
Kreativitas manusia melibatkan unsur kecerdasan individu. Hal itu secara langsung berkaitan dengan proses berpikir. Proses berpikir individu memiliki kemiripan dengan kepribadian, yaitu memiliki kecenderungan tipikal yang unik.
Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman yang utuh untuk mengembangkan proses kreatif berdasarkan tipe berpikir individu. Dengan melatih diri sesuai tipologi berpikir individu diharapkan dapat mengaktivasi kemampuan berpikir yang dimiliki individu dalam beraktivitas. Lebih jauh lagi, individu dapat menghasilkan hal-hal baru secara inovatif dan kreatif berdasarkan tipe berpikir masing-masing.


Daftar Pustaka
Chaplin, J, P. 1999. Kamus Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Djunaedi, D. 2005. Mengembangkan Kreativitas Siswa Dalam Belajar. Harian Pikiran Rakyat edisi 10 Januari 2005
Nashori, F. 2007. Memahami Bahril, Memahami Datuk Hitam (makalah bedah buku Datuk Hitam).Yogyakarta
Prijosaksono, A dan Sembel, R. 2002. Menjadi Kreatif dan Produktif. Harian Sinar Harapan, 2002
Papu, J. 2001. Menumbuhkan Kreativitas di Tempat Kerja. www. e-psikologi.com.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta
Wikipedia, Kreativitas. www. id.wikipedia.org

Sunday 5 May 2013

DOA dan AMALAN SEHARI-HARI/Doa bangun tidur


DOA KETIKA BANGUN TIDUR

اَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِï» ّٰﻪِ اﻟًّﺬِÙŠْ Ø£َﺣْï»´َﺎﻧَﺎ ﺑَﻌْﺪَﻣَﺎ Ø£َﻣَﺎﺗَﻨَﺎ ï»®َÙ³ِﻟَï»´ْﻪِ اﻟﻨّ۔ُﺸُï»®ْرُ , اَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِï» ّٰﻪِ اﻟًّﺬِÙŠْ رَدَّ ﻋَï» َﯽًّ رُï»®ْﺣِﯽْ ï»®َﻋَﺎﻓَﺎﻧِﯽْ ﻓِﯽْ ﺟَﺴَﺪِÙ‰ْ ï»®َØ£َØ°ِÙ†َ ﻟِﯽْ ﺑِﺬِï»›ْﺮِﻩِ . ï»»َ اِﻟٰﻪَ اِï»»ًَّ ï·²ُ ï»®َﺣْﺪَﻩُ ï»»َ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ , ﻟَﻪُ اﻟْﻤُï» ْﻚُ ï»®َﻟَﻪُ اﻟْﺤَﻤْﺪُ ï»®َﻫُï»®َ ﻋَï» َﯽ ï»›ُﻞِّ ﺷَﯥْﻋٍ ï»—َﺪِﻳْﺮٌ

Alhamdulillahilladzi ahyana ba’dama amatana wailaihinnusyur, alhamdulillahilladzi radda ‘alayya rukhi wa ‘afani fi jasadi wa adzina li bidzikrih. La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qodir.

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kita setelah Dia mematikan kita dan kepada-Nya kita dibangkitkan. Segala puji bagi Allah yang telah mengembalikan ruhku kepadaku, menganugerahkan kesehatan kepada jasatku dan mengizinkanku untuk senantiasa berzikir kepada-Nya.  Tiada Tuhan melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pula puji-pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Sunday 21 April 2013

Macam-macam Simpul dan Kegunaannya

1. Simpul Ujung Tali
Kegunaannya adalah agar ujung tali pada sebuah tali pintalan tidak mudah lepas.
klik untuk melihat gambar Simpul Ujung Tali.

2. Simpul Mati / Square Knot
Simpul mati berguna untuk menyambung dua tali yang sama besar. selain itu simpul mati juga berguna untuk mengakhiri sebuah ikatan supaya ikatan tidak kembali kendur.
klik untuk melihat gambar Simpul Mati.

3. Simpul Anyam / Sheet Bend
Gunanya untuk menyambung dua utas tali yang tidak sama besarnya dan tali dalam keadaan kering.
klik untuk melihat gambar Simpul Anyam.

4. Simpul Anyam Berganda / Double Sheet Bend
Gunanya untuk menyambung dua utas tali yang tidak sama besarnya dan tali dalam keadaan basah.
klik untuk melihat gambar Simpul Anyam Berganda.

5. Simpul Erat / Sheepshank
Simpul erat digunakan untuk memendekkan tali tanpa harus memotongnya.
klik untuk melihat gambar Simpul Erat, jika muncul adf.ly tunggu beberapa detik kemudian klik Skip AD / Lewati di pojok kanan atas.

6. Simpul Kembar / Simpul Nelayan
Kegunaannya ialah untuk menyambung dua utas tali yang sama besarnya dan tali dalam keadaan licin.
klik untuk melihat gambar Simpul Kembar.

7. Simpul Nelayan Ganda
Gunanya untuk menyambung dua tali licin dengan diameter yang sama.
klik untuk melihat gambar Simpul Nelayan Ganda.

8. Simpul Kursi
Gunanya adalah untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan.
klik untuk melihat gambar Simpul Kursi.

9. Simpul Penarik
Di gunakan untuk menarik benda yang cukup besar.
klik untuk melihat gambar Simpul Penarik.

10. Simpul Laso / Simpul Tiang / Bowline Knot
Simpul tiang memiliki sifat yang tetap dan tidak akan kendur walau ditarik, oleh karena itu simpul tiang banyak digunakan untuk mengikat leher hewan supaya leher hewan tidak tercekik saat kita menarik tali.
klik untuk melihat gambar Simpul Laso.

11. Simpul Double Bowline
Lebih mudah untuk dilepas/ diurai meskipun pemanjat jatuh berkali-kali dan mempererat simpul tsb.
klik untuk melihat gambar Simpul Double Bowline.





Jika muncul adf.ly tunggu beberapa detik, kemudian akan muncul SKIP AD / Lewati di kanan atas,. klik saja nanti akan muncul.

R.A. Kartini / Raden Ajeng Kartini / Raden Ayu Kartini

Selamat pagi,..!!

sebelumnya saya ingin mengucapkan SELAMAT HARI KARTINI kepada semua wanita Indonesia,..
di postingan saya kali ini akan sedikit berbagi tentang Raden Ajeng Kartini.

Repro negatif potret Raden Ajeng Kartini (foto1890-an)
Lahir
21 April 1879 Jepara, Jawa Tengah,Hindia Belanda
Meninggal
17 September 1904 (umur 25) Rembang, Jawa Tengah,Hindia Belanda
Nama panggilan
Raden Ayu Kartini
Dikenal karena
Emansipasi wanita
Agama
Islam
Pasangan
R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat


Raden Adjeng Kartini (lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 – meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini[1] adalah seorang tokoh suku Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

BIOGRAFI
Ayah Kartini, R.M. Sosroningrat

Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dariNyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI.

Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupatiberisterikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi[2], maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini,Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah diELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Kartini bersama suaminya, R.M.A.A.Singgih Djojo Adhiningrat (1903).

Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.
Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada tanggal 13 September1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarangpada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.

PEMIKIRAN
Setelah Kartini wafat, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.
Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini menulis ide dan cita-citanya, seperti tertulis: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderrichtZelf- vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).
Surat-surat Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar. Pada perkenalan dengan Estelle "Stella" Zeehandelaar, Kartini mengungkap keinginan untuk menjadi seperti kaum muda Eropa. Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.
Pandangan-pandangan kritis lain yang diungkapkan Kartini dalam surat-suratnya adalah kritik terhadap agamanya. Ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami. Ia mengungkapkan tentang pandangan bahwa dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. "...Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu..." Kartini mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Bagi Kartini, lengkap sudah penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah.
Surat-surat Kartini banyak mengungkap tentang kendala-kendala yang harus dihadapi ketika bercita-cita menjadi perempuan Jawa yang lebih maju. Meski memiliki seorang ayah yang tergolong maju karena telah menyekolahkan anak-anak perempuannya meski hanya sampai umur 12 tahun, tetap saja pintu untuk ke sana tertutup. Kartini sangat mencintai sang ayah, namun ternyata cinta kasih terhadap sang ayah tersebut juga pada akhirnya menjadi kendala besar dalam mewujudkan cita-cita. Sang ayah dalam surat juga diungkapkan begitu mengasihi Kartini. Ia disebutkan akhirnya mengizinkan Kartini untuk belajar menjadi guru di Betawi, meski sebelumnya tak mengizinkan Kartini untuk melanjutkan studi ke Belanda ataupun untuk masuk sekolah kedokteran di Betawi.
Keinginan Kartini untuk melanjutkan studi, terutama ke Eropa, memang terungkap dalam surat-suratnya. Beberapa sahabat penanya mendukung dan berupaya mewujudkan keinginan Kartini tersebut. Ketika akhirnya Kartini membatalkan keinginan yang hampir terwujud tersebut, terungkap adanya kekecewaan dari sahabat-sahabat penanya. Niat dan rencana untuk belajar ke Belanda tersebut akhirnya beralih ke Betawi saja setelah dinasihati oleh Nyonya Abendanon bahwa itulah yang terbaik bagi Kartini dan adiknya Rukmini.
Pada pertengahan tahun 1903 saat berusia sekitar 24 tahun, niat untuk melanjutkan studi menjadi guru di Betawi pun pupus. Dalam sebuah surat kepada Nyonya Abendanon, Kartini mengungkap tidak berniat lagi karena ia sudah akan menikah. "...Singkat dan pendek saja, bahwa saya tiada hendak mempergunakan kesempatan itu lagi, karena saya sudah akan kawin..." Padahal saat itu pihak departemen pengajaran Belanda sudah membuka pintu kesempatan bagi Kartini dan Rukmini untuk belajar di Betawi.
Saat menjelang pernikahannya, terdapat perubahan penilaian Kartini soal adat Jawa. Ia menjadi lebih toleran. Ia menganggap pernikahan akan membawa keuntungan tersendiri dalam mewujudkan keinginan mendirikan sekolah bagi para perempuan bumiputra kala itu. Dalam surat-suratnya, Kartini menyebutkan bahwa sang suami tidak hanya mendukung keinginannya untuk mengembangkan ukiran Jepara dan sekolah bagi perempuan bumiputra saja, tetapi juga disebutkan agar Kartini dapat menulis sebuah buku.
Perubahan pemikiran Kartini ini menyiratkan bahwa dia sudah lebih menanggalkan egonya dan menjadi manusia yang mengutamakan transendensi, bahwa ketika Kartini hampir mendapatkan impiannya untuk bersekolah di Betawi, dia lebih memilih berkorban untuk mengikuti prinsip patriarki yang selama ini ditentangnya, yakni menikah dengan Adipati Rembang.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini
selengkapnya klik disini